MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
ABSTRAK
Istilah manajemen sangat erat kaitannya dengan istilah administrasi. Kedua istilah ini meski
terlihat integratif, tetapi memiliki dependensi yang khusus sesuai dengan penggunaannya.
Kesamaannya terdapat pada kedua istilah itu yang dipakai dalam pergerakan organisasi.
Administrasi lebih ditekankan pada penataan sumber daya sedangkan manajemen bertugas
mengelola sumber daya.
Manajemen Bimbingan Konseling disekolah menurut Terry terdiri dari
perencanaan(Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan(Actualiting)
dan pengawasan (Controling).
Kata Kunci : Manajemen, Bimbingan Konseling
PENDAHULUAN.
Dalam pengertian yang sempit, administrasi dapat diartikan sebagai kegiatan mencatat, menerima,
menyimpan, pengeluaran, penghapusan, dan sebagainya yang dikelola dengan aturan-aturan yang
berlaku sehingga manajemen bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik dan akhirnya
keberhasilan program-program yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
A. Pengertian administrasi oleh beberapa pakar dijabarkan Dachnel Kamars (2005. hal 2-
3) sebagai berikut :
http://sumut.kemenag.go.id/
2
1. Prayudi Admosudirdjo : sesuatu yang terdapat dalam suatu organisasi modern dan
memberikan penghayatan kepada organisasi itu.
2. Sondang Siagian : keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Direktorat pendidikan guru dan tenaga teknis : kerjasama antara manusia dengan
manusia, lembaga manusia atau lembaga dengan lembaga dengan memanfaatkan segala
fasilitas yang tersedia, baik materil, personil dan finansial untuk mencapai suatu tujuan
secara efektif dan efisien.
Adapun pengertian manajemen oleh beberapa pakar sebagaimana dikemukakan Dachnel
Kamars (2005. hal 22-24) adalah sebagai berikut :
1. Terry : proses yang berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan yang dipertunjukkan untuk menentukan dan menyelesaikan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber
daya manusia dan lainnya.
2. Prayudi Admosudirdjo : pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan
sumber daya yang menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk mencapai atau
menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu.
Keterkaitan antar kedua defenisi tersebut di atas terletak pada upaya pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan beberapa sumber daya. Keduanya akan bergerak
seirama dalam kerangka organisasi dan akan melahirkan sebentuk sistem. Optimalisasi sistem
akan menentukan taraf keefektifan dan efisiensi. Kegiatan administrasi akan berfungsi sebagai
penata sumber daya sedangkan kegiatan manajemen lebih berfungsi pada upaya mengelola
sumber daya.
Contohnya : proses menata kerjasama antar personil adalah bagian dari kegiatan administrasi,
adapun proses mengoptimalkan kerjasama itu sendiri merupakan kegiatan manajemen.
Keduanya akan bermuara pada pencapaian tujuan.
B. Fungsi Manajemen
Mengenai fungsi-fungsi manajemen oleh Terry dapat terdiri dari kegiatan perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actualiting), dan pengawasan
(Controlling).
Dengan mempedomani beberapa pengertian di atas, maka administrasi bimbingan
konseling dapat dijabarkan sebagai kegiatan untuk menata keseluruhan kegiatan bimbingan
dan konseling sedemikian rupa dalam upaya mencapai tujuan bimbingan dan konseling yakni
membantu (mengembangkan dan mengatasi masalah) siswa dalam mencapai tugas-tugas
http://sumut.kemenag.go.id/
3
perkembangannya. Sedangkan manajemen bimbingan konseling lebih mengacu pada kegiatan
mengelola atau memfungsikan berbagai sumber daya yang terkait dalam kegiatan bimbingan
dan konseling.
Manajemen bimbingan konseling di sekolah oleh Muri (2008:4) mencakupi kegiatan
perencanaan kegiatan BK yang akan dilaksanakan, pengorganisasian (pengaturan dan
pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya dalam unit BK), pelaksanaan rencana
kegiatan, dan pengawasan/kontrol dan pengendalian kegiatan bimbingan konseling (menurut
bidang dan jenis layanan konseling), dengan mengatur konselor dan sumber daya lainnya
sehingga dapat membantu pengembangan individu secara optimal baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Keenam komponen atau sumber daya sebagaimana tersebut di atas tadi
hendaknya difungsionalkan dalam menata dan mengelola perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan/ pengendalian kegiatan bimbingan konseling.
Adapun masing-masing kegiatan dalam memenejemen kegiatan bimbingan konseling itu
menurut Muri (2008:6) adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan program
Menurut A. Muri Yusuf (2008,6) Perencanaan diawali dengan melakukan need
assessment kebutuhan siswa dan sekolah, hingga dijumpai skala prioritas bidang-bidang
dan jenis layanan konseling yang sangat dibutuhkan, dibutuhkan, dan jarang dibutuhkan
pada kelas dan tahun tertentu. Sumber daya yang dapat diberdayakan dalam penyusunan
program dapat terdiri dari kepala sekolah, koordinator BK, konselor, wali kelas, guru
mata pelajaran, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan peraturan yang berlaku dan
kebutuhan sekolah. Perencanaan program juga hendaknya memperhatikan fasilitas yang
tersedia di sekolah. Adapun muatan yang dapat dijabarkan dalam kerangka perencanaan
memuat sekurang-kurangnya tujuan, sasaran, indikator keberhasilan, program yang
ditawarkan, pelaksana, waktu pelaksanaan, dan skala prioritas.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas pada orang yang terlibat
dalam kerjasama . prinsip nya terbaginya tugas secara proporsional
Gibson (1982) Organizing : semua kegiatan manejerial yang dilakukan utk. Mewujudkan
kegiatan yang direncanakan menjadi struktur tugas, wewenang dan menentukn tugas yang
akan dilaksanakan.
Pengorganisasian yang efektif yakni dapat membagi habis tugas secara merata dan
menentukan tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.
Menurut Saiful Sagala (2000,49), ada 4 Syarat yang harus dipertimbangkan dalam
pengorganisasian :
1). Legtimasi, 2) Efisiensi, 3) Keefektifan, 4) Keunggulan
http://sumut.kemenag.go.id/
4
Selanjutnya Pengorganisasian juga diartikan sebagai pembagian tugas kepada orangorang
yang terlibat dalam kerjasama pendidikan (Saiful Sagala, 2000:49)
3. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program meliputi kegiatan mengerjakan apa-apa yang telah dirumuskan
dalam rencana kegiatan. Selain itu, pelaksanaan program juga merupakan kegiatan
mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi semua tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan yang direncanakan, dan penciptaan suasana yang menyenangkan dalam kinerja.
4. Pengawasan (Controlling) dan Pengendalian
Kegiatan controling atau pengawasan program adalah kegiaan yang dilakukan
untuk mengawasi pelaksanaan program yang dijalankan
Terry and Rue, alih bahasa GA. Ti Coalu (1996,10) mengatakan bahwa contoling
adalah kegiatan pengukuran pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menetapkan sebab-sebab
terjadinya penympangan dan pengambilan tindakan-tindakan korektif dimana perlu
PENUTUP
Dengan mempedomani manajemen Bimbingan Konseling di sekolah untuk mengelola keseluruhan
kegiatan Bimbingan Konseling sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yakni membantu
mengembangkan dan mengatasi masalah siswa dalam mencapai tugas – tugas perkembangannya,
dengan mengelola manajemen Bimbingan Konseling disekolah mulai dari perencaaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dapat memantu perkembangan individu secara
optimal baik di sekolah maupun diluar sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur I. Dan Moh. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.Bandung : Pustaka
Ilmu.
Elisabeth.B.Hurlonk, (1980), Psikologi perembangan, Jakarta : Erlangga
Dewa Ketut Sukardi. (1990). Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata, (1990), Psikologi kepribadian, Jakarta : RajawalAbu Ahmadi. (1991), Ilmu
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Singgih DG. (1992) Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Ee Ah Meng. (1997). Pekhidmatan Bimbingan dan Konseling. Shah Alam : Siri Pendidikan
Fajar Bakhi.
Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum. Jakarta :
Ikrar Mandiria Abadi.
http://sumut.kemenag.go.id/
5
Singgih DG. (1992) Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Sudarsono. (1997). Kamus konseling. Jakarta : Rineka CiptDjamrah Syaiful Bahri
Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Santrock. J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta :
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar